SEROLOGI

 

Ilmu adalah ilmu yang mempelajari jenis prosedure kerja yang berhubungan dengan imunologi untuk diagnostik.

Gunanya

  1.  Untuk diagnostik mikroorganisme bila sulit dicari.
  2.  Untuk mendeteksi suatu penyakit dengan mengukur titer antibodi dengan membandingkan titer antibodi serum sikness dengan serum copalencent.

 

  • Serum sikness :  serum yang bersangkutan yang diambil pada waktu orang tersebut sedang sakit.
  • Serum compalencent :Serum yang diambil pada waktu penderita mulai sembuh.
  •  Antibody ; zat yang dihasilkan oleh tubuh sebagai rangsangan aglutinin.
  • Aglutinin : benda asing yang masuk ke dalam tubuh yang dapat merangsang antibody.

  • Test serologi tidak bermanfaat bila dilaksanakan terlalu dini karena antibody dalam tubuh baru terbentuk setelah 10-20 hari.

3. Untuk mengetahui / mengukur keadaan hormon seperti pada kanker rahim kehamilan hormon HCG meningka.

4. Untuk mendiagnosa penyakit autoimun suatu penyakit

Reaksi antibody dan aglutinin pada serologi

Reaksi aglutinin

Adalah aglutinasinya berupa subsensi. Bereaksi dengan antibody membentuk gumpalan.

Contoh test golongan darah

  • Eri x  + anti sera A
  • Eri x + anti sera B
  • Eri x + anti sera AB
  • Eri x + anti sera D (RH)

Reaksi widal

Untuk menentukan type penyakit typhus aglutinasi berupa suspensi salmonella + serum penderita S.typhi H2O. H flagell , O badan bakteri. Badan suspensi eritrosit , suspensi kuman bentuk latek Bontenik dan paliserin.

Reaksi kehamilan

  • D.L.A (Direk Latek Aglutinasi)
  • LAI (Latek Aglutinasi Inhibrisi)
  • Urin + latek                     aglutinasi (HCG +)
  • LAI urin + anti HCG + Latek                aglutinasi(HCG -)

Reaksi presipitat

Jika antigen dalam keadaan terlarut ( Ig A, M, D, G, dan E) bergabung dengan Ag, Ab membentuk presipitat, teknik ini biasanya dilakukan pada media agar lembek dan semi solid.

Reaksi flokulasi

Merupakan variasi dan reaksi presipitasi reaksi menunjukkan adanya presipitat dan adanya endapan. Test ini lazim digunakan untuk mendeteksi kekuatan toksin dan antitoksin.

Penetapan golongan darah

Dibagi 2 cara : cara slide dan cara tabung

Cara slide yang pernah digunakan hanya untuk menetapkan golongan darah dalam jumlah besar. Cara slide kurang teliti tapi praktis. Cara yang sangat teliti dan akurat cara tabung, cara ini dilakukan karena faktor eritrosit ditentukan dengan dikontrol serum aglutinogen sebagai pengontrol ditentukan dengan eritrosit A,B,dan AB yang sudah diketahui. Test tabung hanya digunakan bila menentukan golongan darah bayi yang baru lahir untuk kepentingan kehakiman.

Prosedure membuat eritrosit 100%

Darah diputar dengan kecepatan 1000 rpm , lalu pisahkan serum/plasma + NaCl 0,86% sama banyak , lalu putar lagi dikerjakan 2-3 kali.

Buat darah 2%, 4%, 5%

Cara tetes = 4% =  =  = 1 tetes darah + 24 tetes NaCl 0,86%

Golongan darah

Metode : slide

 
 

Rumus :                                aglutinin

A : +  –  +  +                              B

B : –  +  +  +                               A

AB : –  –  –  +                                      O

O : +  +  +  +          

Pemeriksaan widal

Metode : cara slide

Tujuan :

 mendeteksi antibody terhadap salmonella typhus , parathyphi A,B,C

Prinsip :

Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen salmonella dengan antibody spesifikasi yang terdapat dalam serum penderita demam thypoid dan parathypoid.

Cara kerja :

O

H

–      Tiap lubang diisi dengan serum 20ul

–      Lalu isi dengan antigen 20ul

–      Goyang selama 1 menit

–      Baca hasil

Hasil : terjadi aglutinasi +

          Tidak terjadi aglutinasi –

Bila + kwalitatif

–      Isi 4 lubang dengan NaCl 0,9% 20ul

–      Lubang no 1 isi serum lalu pindahkan ke lubang no2 s/d no 4

–      Lalu masukkan antigen tiap lubang , baca titer1/20, 1/40, 1/80, 1/160, 1/320.

–       

Pemeriksaan RPR

(Rapid Plasma Reagin)

Tujuan :

          Mengetahui adanya antibody non Treponema (reagin) dalam serum sampel.

Prinsip :

Antibody reagin dalam serum penderita bereaksi dengan antigen reagin yang mengandung mikropartikel karbon membentuk komplek yang dapat dilihat berupa flokulasi.

Cara kerja :

–      1 Tetes reagen antigen pada slide

–      + 1 tetes serum penderita

–      Lalu di rotator selama 5-8’

–      Baca hasil

Hasil :

+   terjadi flokulasi

–      Tidak terjadi flokulasi

Bila + lanjutkan dengan pengenceran

–      Tiap lubang (kertas RPL) diisi dengan NaCl 0,9

–      Tambahkan serum pada lubang 1

–      Lalu pindahkan ke lubang no2 s/d no 10

–      Tiap lubang di tambahkan 1 tetes antigen RPR

–      Lalu rotator selama 4-6’

–      Baca hasil dimana terjadi + yang paling lemah

Pengenceran slide

1/2, ¼, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, dst

Pemeriksaan TPHA

(Treponema Palidum Haem Aglutinasi)

Tujuan :

          Mendeteksi adanya antibody terhadap treponema palidum haem aglutinasi.

Prinsip :

Antibody treponema palidum dalam serum penderita bereaksi dengan antigen treponema palidum yang melapisi sel darah merah membentuk kompleks yang dapat dilihat berupa adanya haem aglutinasi.

Cara kerja :

  1. Siapkan microplate:

      A    B    C

1.

                   2.

                   3.

  1. Lubang pertama 1, 2, 3 diisi dengan diluent sebanyak 190ml
  2. Lubang no     1. Isi serum 10ul

                   2. isi kontrol + 10ul

                   3. isi kontrol – 10ul

    4. tabung no       1. Pindahkan 25ul ke tabung no 2-3

                             2. pindahkan 25ul ke tabung no 2-3

                             3. pindahkan 25ul ke tabung no 2-3

   5. tambahkan kontrol sel pada tabung B ke bawah 25ul

   6. tambahkan test sel pada tabung C ke bawah sebanyak 25ul,

7. kocok, tunggu 1 jam.

Baca hasil

                   
           
 
             

 

ASTO/ASO, ASL/ ANTI STREPTHOLISIN

Tujuan :

  Untuk mendeteksi penyakit streptococcus yang patogen terutama antibody dalam bentuk streptholisin O.

Prinsip :

  Serum penderita + lateks yang sudah dicoated dengan anti streptholisin O yang akan terjadi aglutinasi.

Cara kerja :

  1. Teteskan 50ul serum pada lingkaran slide.
  2. Tambahkan 50ul Ag ASO, homogenkan
  3. Lalu gayang selama 1-2’.
  4. Kemudian  amati hasil reaksi.

Interprestasi hasil :

           +      aglutinasi

  –      Tidak terjadi agutinasi

Hepatitis

Pemeriksaan RPHA (Reserve Passive Haem Aglutinasi)

Tujuan :

           Menentukan adanya antigen hepstitis B dalam serum penderita dengan menggunakan metode reserve passive haem aglutinasi.

Cara keja :

  1. Bila jumlah sampel banyak dianjurkan test skrening (kwalitatif)

           A    

                                                        serum

B                                           kontrol +                  seluruhnya diisi

      C                                   kontrol –                    dengan buffer 25ul

 

pada A1 tambahkan serum penderita 25ul, lalu pindahkan dari A1 s/d A4 ,begitu juga B dan C.

Lalu tambahkan RPHA sel sebanyak 50 ul pada semua tabung/12 tabung , lalu homogenkan dan diamkan selama 1 jam pada suhu kamar.

Kalau +

 

Penilaian hasil hepatitis :

  1. HbsAg +                          hepatitis B akut (kronis)
  2. Anti HBsAg                     kebal (imun terhadap infeksi HBV)
  3. TGM anti HBe +               hepatitis B akut (titer tinggi)
  4. ISG Anti HBe                 hepatitis kronis / titer rendah
  5. ISG Anti HBe +               HbsAg – /negatif
  6. HBe Ag                           HBs Ag + hepatitis B kronis
  7. HBe Anti +                      hepatitis B akut kompalesen

Pemeriksaan RF (Rheumatoid Faktor)

Tujuan :

           Untuk mendeteksi adanya faktor Rheumatoid pada serum penderita.

Prinsip :

Partikel lateks dilapisi dengan gamma globulin manusia, kemudian penambahan serum yang mengandung RF akan menghasilkan aglutinasi.

Cara kerja :

  1. Teteskan 50 ul spesimen/serum pada lingkaran slide.
  2. Tambahkan 50 ul Ag RF, homogenkan
  3. Lalu goyang selama 2’.
  4. Kemudian amati hasil reaksi.

Interprestasi hasil :

     +    aglutinasi

–      Tidak terjadi aglutinasi 

Tinggalkan komentar